Rabu, 13 Februari 2013

renungkan ~


zinazina
Ya Rabb, Inilah pengakuanku.
Aku berzina, terang-terangan dalam penglihatanMU….
Ya Allah…. Dadaku berdetak.
Tangan dan tubuhku menggeletar.
Menantikan pengadilan di hadapanMU.
Akhirnya malaikat itu datang.
Membawa catatan amalanku di dunia.
Dibukanya layar….
Ditampilkan seluruh aktiviti duniaku.
Apa yang dilihat, sangat membuatkanku menyesal….
zina. zina dan zina
Ya Rabb, kenapa mulutku tidak dapat berbicara?
“Aku dulu selalu melihat wajah tampan lelaki bukan muhrim!” Ku dengar mata berbicara lantang.
Lalu terlihat di layar, aku sedang menatap wajah-wajah tampan teman chatting, teman facebook, dan semua teman lelakiku.
Malunya aku, Rabb…

renungkan !

Abu Umamah bercerita, bahwa Nabi saw. pernah di datangi seorang pemuda, lantas berkata, “Ya Rasulullah, ijinkan saya melakukan zina. ”
Mendengar perkataan demikian para sahabat berang dan memarahinya sambil memaki-maki karena dianggap tak sopan. “Cukup! bawalah pemuda itu mendekat padaku,” Nabi saw. melerai.
Kemudian dia dibawa mendekat kepada beliau lantas duduk. “Wahai pemuda, ” sapa Nabi saw, lemah lembut, “Apakakah kamu suka kalau perbuatan zina itu dilakukan (orang lain) terhadap ibumu??”
“Tidak , ya Rasulullah. Demi Allah yang menjadikan aku sebagai tebusan anda, saya tidak ingin terjadi, “jawabnya.
“Begitu juga kebanyakan manusia, tidak menyukai atau menginginkan perbuatan zina itu dilakukan terhadap ibu mereka, “ujar Nabi.
“Apakah kamu senang zina itu dilakukan terhadap putri-putrimu kelak? “tanya beliau selanjutnya.
“Sama sekali aku tidak menginginkan hal itu terjadi, ya Rasulullah. Demi Allah, bermimpipun saya tidak ingin.”
“Begitupun pula kebanyakan manusia, mereka tidak senang kalau sampai perbuatan zina itu terjadi pada putri-putrinya. Apakah kamu senang kalau zina itu dilakukan terhadap saudara-saudaramu, “tanya beliau.

Wanita pertama yang masuk surga

Dan siapakah nama wanita itu? Dia adalah Muti’ah.
Kaget? Sama seperti Siti Fatimah ketika itu, yang mengira dirinyalah yang pertama kali masuk surga.
Siapakah Muti’ah? Karena rasa penasaran yang tinggi, Siti Fatimah pun mencari seorang wanita yang bernama Muti’ah ketika itu. Beliau juga ingin tahu, amal apakah yang bisa membuat wanita itu bisa masuk surga pertama kali? Setelah bertanya-tanya, akhirnya Siti Fatimah mengetahui rumah seorang wanita yang bernama Muti’ah. Kali ini ia ingin bersilaturahmi ke rumah wanita tersebut, ingin melihat lebih dekat kehidupannya. Waktu itu, Siti Fatimah berkunjung bersama dengan anaknya yang masih kecil, Hasan. Setelah mengetuk pintu, terjadilah dialog.
“Di luar, siapa?” kata Muti’ah tidak membukakan pintu.
“Saya Fatimah, putri Rasulullah”
“Oh, iya. Ada keperluan apa?”
“Saya hanya berkunjung saja”
“Anda seorang diri atau bersama dengan lainnya?”
“Saya bersama dengan anak saya, Hasan?”
“Maaf, Fatimah. Saya belum mendapatkan izin dari suami saya untuk menerima tamu laki-laki”
“Tetapi Hasan masih anak-anak”
“Walaupun anak-anak, dia lelaki juga kan? Maaf ya. Kembalilah besok, saya akan meminta izin dulu kepada suami saya”

Aurat wanita


1. Bulu kening
Menurut Bukhari “Rasullulah melaknat perempuan yang mencukur (menipiskan bulu kening atau meminta supaya dicukurkan bulu kening)”
Riwayat Abu Daud Fi Fathil Bari
2. Kaki ( tumit kaki )
“Dan janganlah mereka ( perempuan ) membentakkan kaki ( atau mengangkatnya) agar diketahui perrhiasan yang mereka sembunyikan” An-Nur : 31
(1). menampakkan kaki (2). menghayungkan / melenggokkan badan mengikut hentakkan kaki
3. Wangian
” Siapa sahaja wanita yang memakai wangi-wangian kemudian melewati suatu kaum supaya mereka itu mencium baunya, maka wanita itu telah dianggap melakukan zina dan tiap-tiap mata ada zina “. Riwayat Nasaii, Ibn Khuzaimah dan Hibban
4. Dada
“Hendaklah mereka (perempuan) melabuhkan kain tudung hingga menutupi dada-dada mereka”. An-Nur : 31
5. Gigi

Dosa besar zina

Dosa zina itu tidaklah sama. Allah SWT berfirman, “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan keji dan suatu jalan yang buruk.” (QS. al-Isra’ : 32)

Dan orang-orang yang tidak menyembah ilah yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barangsiapa yang melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa (nya), (yakni) akan dilipat gandakan azab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan terhina, kecuali siapa saja yang bertaubat. (QS. al-Furqan: 68-70)

Perempuan yang berzina. dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus kali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan dari orang-orang yang beriman. (QS. an-Nuur : 2)

Siksa meninggalkan sholat

“Apakah yang menyebabkan kamu masuk neraka Saqar ini?” Mereka menjawab: ” kami tidak termasuk golongan orang-orang yang mengerjakan Sholat” (S. Al-Muddatsir 42, 43 ).

Siksaan ketika hidup di dunia
1. Allah kurangkan keberkatan umurnya
2. Rezekinya dipersempitkan oleh Allah
3. Tidak ada tempat baginya disisi Agama ISlam
4. Do’anya tertolak
5. Hilang cahaya sholeh dari wajahnya
6. Amal kebaikan yang dilakukan langsung tidak diberi pahala

Siksaan ketika sakaratul maut
1. Ia akan menghadapi sakaratul maut dalam keadaan hina
2. Matinya dala keadaan menderita kelaparan
3. Matinya dalam keadaan yang sangat haus, walaupun diberi minum sebanyak tujuh lautan

Lebih Besar Dari Dosa Zina

Suatu Senja, seorang wanita melangkahkan kaki mendekati kediaman Nabi Musa. Setelah mengucapkan salam, dia masuk sambil terus menunduk. Air matanya berderai tatkala berkata, “Wahai Nabi Allah, tolonglah saya. Doakan agar Allah mengampuni dosa keji saya.”

“Apakah dosamu wahai wanita..?” Tanya Nabi Musa. “Saya takut mengatakannya,” jawab wanita itu. “Katakanlah, jangan ragu-ragu..!” desak Nabi Musa.

Maka perempuan itu pun dengan takut bercerita, “Saya telah berzina.”Kepala nabi Musa terangkat, hatinya tersentak. “Dari perzinaan itu saya Hamil. Setelah anak itu lahir, langsung saya cekik lehernya sampai mati,” lanjut perempuan itu seraya menangis.

Mata Nabi Musa berapi-api. Dengan muka yang berang dia menghardik “Perempuan celaka, pergi dari sini. Agar Siksa Allah tak jatuh ke dalam rumahku. Pergi!!!” teriak nabi Musa sambil berpaling karena jijik.

Hati perempuan itu bagaikan kaca membentur batu, hancur luluh. Dia menangis tersedu-sedu dan keluar dari Rumah Nabi Musa. Ia Tak tahu harus kemana lagi mengadu. Bahkan dia tak tahu ke mana harus melangkahkan kaki. Bila seorang Nabi saja sudah menolaknya, bagaimana manusia lain bakal menerimanya?

Presiden termiskin di dunia

1. Saat pertama kali menduduki kantor kepresidenan
Ia menyumbangkan seluruh karpet Istana Iran yang sangat tinggi nilainya itu
kepada masjid2 di Teheran dan menggantikannya dengan karpet biasa yang mudah dibersihkan.

2. Ia mengamati bahwa ada ruangan yang sangat besar untuk menerima dan menghormati tamu VIP,
lalu ia memerintahkan untuk menutup ruang tersebut dan menanyakan pada protokoler
untuk menggantinya dengan ruangan biasa dengan 2 kursi kayu, meski sederhana tetap terlihat impresive.



Profil pribadi muslim & muslimah

Al-Qur’an dan sunnah merupakan dua pusaka Rasulullah SAW yang harus selalu dirujuk oleh setiap muslim dalam segala aspek kehidupan. Satu dari sekian aspek kehidupan yang amat penting adalah pembentukan dan pengembangan pribadi muslim. Pribadi muslim yang dikehendaki Al-Qur’an dan sunnah adalah pribadi yang saleh. Pribadi yang sikap, ucapan dan tindakannya terwarnai oleh nilai-nilai yang datang dari Allah SWT.
 
Persepsi (gambaran) masyarakat tentang pribadi muslim memang berbeda-beda. Bahkan banyak yang pemahamannya sempit sehingga seolah-olah pribadi muslim itu tercermin pada orang yang hanya rajin menjalankan Islam dari aspek ubudiyah. Padahal itu hanyalah satu aspek saja dan masih banyak aspek lain yang harus melekat pada pribadi seorang muslim. Oleh karena itu standar pribadi muslim yang berdasarkan Al Qur’an dan Sunnah merupakan sesuatu yang harus dirumuskan, sehingga dapat menjadi acuan bagi pembentukan pribadi muslim.
Bila disederhanakan, setidaknya ada sepuluh karakter atau ciri khas yang mesti melekat pada pribadi muslim.
1. Salimul Aqidah (Aqidah yang bersih)

Tata Cara Tayamum

Berbagai keringanan dalam menjalankan syariat Islam yang dibawa oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam termasuk dalam hal berwudhu ini. Bila kita dalam keadaan sakit dan sakit tersebut akan bisa bertambah bila kita bersentuhan air maka hal ini tidak menyurutkan kewajiban kita sebagai seorang muslim untuk bersuci dan berwudhu. Bila dalam keadaan sakit maka kita diperbolehkan untuk mengganti wudhu dengan cara tayamum.
Kita banyak menemukan saudara-saudara kita yang sedang terbaring sakit di Rumah Sakit dalam keadaan yang lemah kondisinya. Sakit bagi seseorang tidak juga menggugurkan kewajiban untuk tetap menjalankan sholat 5 waktu. Dan tentunya sebelum mendirikan sholat kita terlebih dahulu harus berwudhu dan juga disunnahkan untuk senantiasa menjaga wudhu kita pula. Dan pengganti wudhu bagi seorang yang sedang sakit bisa dilakukan dengan bertayamum.
cara Tayamum yang benar, panduan tata cara tayamum

Dalil disyariatkannya tayammum ini adalah sebagai berikut :

Hak Istri Dalam Islam

Penulis: Al-Ustadzah Ummu Ishaq Al-Atsariyyah

Banyak fakta tak terbantahkan bahwa hak-hak istri sering kali diabaikan oleh para suami. Padahal jika kita runut, percikan konflik dalam rumah tangga berakar dari diabaikannya hak-hak istri/suami oleh pasangan mereka. Lalu apa saja hak-hak istri yang mesti ditunaikan suami?
Dalam kitab mulia yang tidak dapat disusupi kebatilan sedikit pun, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَلَهُنَّ مِثْلُ الَّذِي عَلَيْهِنَّ بِالْمَعْرُوْفِ

“Dan para istri mempunyai hak yang seimbang dengan kewajiban mereka menurut cara yang ma’ruf.” (Al-Baqarah: 228)
Al-Imam Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad Al-Anshari Al-Qurthubi rahimahullahu menyatakan dalam tafsir ayat di atas bahwa para istri memiliki hak terhadap suaminya sebagaimana suami memiliki hak yang harus dipenuhi oleh istrinya. (Al-Jami’ li Ahkamil Qur’an/Tafsir Al-Qurthubi, 3/82)

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More